Kamis, 17 April 2025

Kisahmu, isilah kehampaan ini

 a Publik

Publik
Kisahmu, isilah kehampaan ini
#Kedatanganku, begitu tak berarti bagimu,
#kau tutup pintu, seakan kehadiranku menganggu indahnya malammu.
#Kau usir aku dari tempat aku berasal,
#sampai darah anak tak bersalah, kau cecerkan di setiap gubuk tak "berkunci".
#Dalam kemunafikanmu, kau sendengkan telingamu di saat pertama aku berbicara di tengah kamu
#Dalam pesimismu, kau ragukan kata "hari ini genaplah yang tertulis itu"
#Di setiap perbincanganmu, namaku selalu kau sebut, seakan aku pembawa petaka dalam hidupmu
#lakuku, tak berlaku di matamu
#kataku, tak bermakna di telingamu
#dengkimu menutup semua kekudusan yang dariNya.
#saat dalam jamuanku, kucari engkau tuk menikmati bersama
#tergiur perak, kau lepas ciuman hangat. Bermakna, tapi sakit
#kau seret aku ke pengadilan dengan segala tuduhan palsumu
#Raja, #Putera Daud, kebenaran yang ada padaku, kau jadikan tameng penguat argumenmu
#Duri dari "bunga indahmu" menembus kulit kepalaku, darah tercucur, kau bilang itu mahkota
#Dalam bebanku, engkau perintahkan yang sudah lelah "simon" tuk turut memanggul beban itu
#kau biarkan hati ibuku teriris menjadi sayatan tak terhitung
#kau menangis untukku, nyatanya tangisan itu untuk dirimu
#dan itu kukenang lewat sehelai kain yang usap di wajahku
#Terjatuhpun tak ada kasihani bagiku, ceceran darah meninggalkan jejak di jalanan kotamu, darahku navigasi bagimu menuju bukit tengkorak itu
#jubah istimewaku "tak berjahit" kau undi ... tak tau gerangan kini di mana.... "belum dapat referensi jubah itu di mana"
#Paku "bergerigi dan beruncing" kau tancapkan di tangan dan kakiku [history paku di zaman Yesus, tdak seperti paku sekarang...pqnjang dr 13-20cm)
#tombakpun kau tusukkan di lambungku, membuktikan bahwa aku sudah mati atau belum.
#Akupun pergi lewat tanganmu, dan kutau ini kuasa kehendakNya
#Awanpun gelap gulita, tabir bait Allah terbelah (fakta sains dan sejarah, di saat itu terjadi gerhana bulan sempurna yang menutupi kota Yerusalem, terjadi gempa bumi yang dahsyat)
#Dan akhirnyapun kau percaya, berlutut dan katakan Orang ini sungguh Putera Allah.
#Kini engkau memandang aku dari kejauhan (perempuan di kisu), namun sebenarnya aku ada di hatimu.
#Aku ada untukmu
#Aku selalu menuntunmu
#ingatlah bahwa, darahKu adalah navigasi bagimu menuju golgota --Puncak Keselamatan--
#I love you with all my everithing.
-----Coretan tak berarti, Mengenang yang telah pergi, dan telah tanamkan cinta di hati yang hampa ini, biarkan hati ini terisi oleh kisahNya----"
#Paku

Jumat, 16 Oktober 2020

Tentang KASIH di masa Pandemi

Semilir angin yang bertiup di pagi itu, membuat sosok itu sedikit terhanyut dalam pikirannya yang silih berganti memikirkan inovasi baru untuk bisa dipublikasikan di portal rumah belajar . Begitu banyak hal yang bergentayangan di pikiran sosok itu. Gawai yang dipegangnya, seolah ingin bertanya, ada apa gerangan? namun sayang gawai itu hanya bisa berkedip dan memancarkan sinar saat jemari sosok itu menyentuhnya. Sosok itu sungguh menikmati sejuknya berteduh di bawah pohon Kusambi Pancasila, yang baru diberi nama beberapa pekan lalu, sambil asyik berselancar di Chrome yang ada dalam gawainya. Begitu menikmati. Tiba-tiba, sosok itu dikagetkan oleh sosok lain yang mengajaknya untuk masuk, sambil berbisik, Ayo, kegiatannya akan dimulai! Tombol power pun ditekan perlahan, dan gawai meredupkan layarnya, seakan berkata "sampai jumpa lagi". Tak ada seorangpun siswa di sana, sosok itu sadar, bahwa sekarang masa pandemi. Covid-19 sungguh kejam, membuat hiruk pikuk di bawah pohon Kusambi Pancasila dulunya berubah jadi sunyi. Perbincangan dengan siswa berubah menjadi tatap gawai. sungguh tak ada timbal balik. Tak ada canda tawa. bersentuhan juga seperti aib, seolah di kepala sosok yang dilihat terpampang symbol tanda larang. ah, seperti lagi berseteru di film Zombie, atau mungkin lagi melakonkan peran tunggal dalam sebuah film horor. Sungguh sunyi. Dimanakah sosok-sosok yang dulunya hiruk pikuk dengan seragam abu-abu di sekitar pohon Kusambi Pancasila? sosok itu ingat, bahwa mereka sekarang sedang berada di rumah masing-masing. Seperti dalam permainan petak umpet, sosok itu pun tak mengetahui mereka lagi berbuat apa saat ini. Apakah mereka bersembunyi? ataukah mereka lagi berperang? ataukah mereka lagi berserah diri? There is no answer. Hanya saja gawai yang tadi kadang memberi tahu mereka saat ini sedang apa, lewat sesuatu yang dia bilang notifikasi, dan dengan percaya diri berdering di tengah kesunyian. Dasar gawai. Rindu akan sosok-sosok berpakaian abu-abu itu membuat sosok itu untuk bisa menjalin komunikasi, dan menanyakan kabar mereka saat ini. Apakah mereka harus melewati masa-masa sekolah mereka tanpa mengetahui apapun tentang pendidikan? kasihan mereka, kasihan bangsa ini kalau membiarkan generasinya tak memiliki kompetensi apapun. Dengan semangat, sosok itu pun berkumpul bersama sosok-sosok lainnya yang memiliki rasa yang sama terhadap sosok abu-abu, dengan tetap mengikuti protokol pemerintah. Sosok-sosok itu berdiskusi tentang apa yang akan mereka lakukan. Karena kasih akan sosok-sosok abu-abu itu, akhirnya sosok-sosok itupun menerapkan pembelajaran Online lewat aplikasi zoom dan Google Classroom. sosok-sosok itu tidak hanya berdiskusi, tapi langsung mengaplikasikan apa yang dibicarakannya. Ternyata, betul bahwa sosok-sosok abu-abu itu merindukan sosk-sosok itu. Hal itu dilihat dari begitu antusiasnya mereka menanggapi apa yang dibuat oleh sosok-sosok itu. Hari menjelang senja, daun Kusambi Pancasila mulai terlihat memerah, ternyata karena pantulan sunshet yang mengena daun-daun itu. Angin pun mulai berhembus agak cepat, pohon Kusambi Pancasila bergoyang, seakan-akan dia lagi senang dengan apa yang dilakukan sosok-sosok itu. Ah indahnya berbagi, dan itu semua karena KASIH. Salam kasih dari sosok itu. #withlove #PusdatinKemendikbud #PembaTIK2020 #DutaRumahBelajar2020 #RumahBelajar2020 #BerbagiTIK https://belajar.kemdikbud.go.id/

MARI BELAJAR DI RUMAH BELAJAR

SMAN 3 Borong, salah satu sekolah menengah di Manggarai Timur yang berdiri sejak 2011. Keberadaan sekolah ini tidak terlepas dari genggaman perubahan waktu. Sekolah yang berada di Jawang desa Golo Kantar, sejak berdiri sudah menerapkan Kurikulum Nasional, dan tentu melakukan pembelajaran secara konvensional dan modern. Perkembangan teknologi yang begitu pesat, membuat sekolah ini harus mampu bersaing di era ini. Dengan semangat dan kerja keras dari Kepala Sekolah Pendidik dan Tenaga Kependidikan serta siswa dan dibantu Direktorat PSMA, akhirnya sekolah ini memiliki fasilitas laboratorium Komputer yang cukup memadai. Pada 2019 lalu, sekolah ini mendapatkan bantuan BOS afirmasi berupa IPAD dan Server, yang dikhususkan untuk pengembangan pembelajaran berbasis teknologi, terlebih khusus pada portal Rumah Belajar. Sejak 2019, sekolah ini sudah menggunakan portal Rumah Belajar, walaupun kebanyakan penggunaannya secara ofline dan dalam jaringan Wifi sekolah, pada saat itu sekolah menggunakan VHD Rumah Belajar. Karena masih dilakukan secara ofline, kebanyakan Rumah Belajar digunakan sebagai referensi tambahan bagi guru dan peserta didik. Belum ada penambahan konten yang berasal dari guru sendiri ke dalam portal Rumah Belajar secara Ofline. Melihat dan menyadari akan hal itu, saya selaku Sahabat Rumah Belajar yang lolos dalam pembatik level 4 2020, merasa tergugah untuk berbagi tentang apa yang saya peroleh selama pelatihan pembatik level 4 di Rumah Belajar. Oleh sebab itu, saya mendiskusikan hal ini dengan kepala sekolah dan teman-teman, sehingga pada 07 Oktober 2020, saya melakukan Sosialisasi Portal Rumah Belajar di sekolah. Asyiknya bersosialisasi membuat saya juga tergugah untuk membagikan beberapa hal mengenai Video Converence dan Pembelajaran di masa Pandemi. Melihat manfaat yang cukup besar dari kegiatan ini, dan karena waktu tidak terlalu banyak di hari itu, akhirnya kami sepakat untuk menjadwalkan kegiatan yang sama selama tiga hari. Antusias dari teman-teman guru membuat saya semakin bersemangat untuk berbagi.

Sabtu, 10 Oktober 2020

HARAPAN AKAN SEBUAH PERJUANGAN

Dalam kebingungan, saat mendengar informasi di awal saat dimulainya pendaftaran pembatik, saya mencoba untuk mencari info itu lebih jelas lagi. Saat itu, bermodalkan Zyreks Keluaran tahun 2010 dan  modem 3G saya mencoba searching di browser ternama di dunia maya. Google... tempat yang tepat mencari informasi itu. Setelah sekian lama mencari, akhirnya aku menemukan cara untuk bisa mengakses apa yang saya cari dan ingin mengetahuinya lebih lanjut. 

Ada beberapa hal yang menjadi persyaratan kala itu. Aku berusaha untuk memenujhi semua persyaratan itu, dan akhirnya aku bisa lolos administrasinya. Setelah itu saya diwajibkan untuk membaca dan memperbanyak wawasan saya dengan berliterasi. Ada beberapa modul yang harus saya selesaikan pada saat itu. Dan akhirnya aku bisa masuk di level yang lebih tinggi lagi. Saya dinyatakan lolos untuk masuk di lwvel 2. Seiring berjalannya waktu aku sempatkan diri memvaca beberapa modul yang ada di level 2 dan mengerjakan belbagai tugas yang diberikan kepada saya saat mengikuti pelatihan itu. Dan saya sungguh bersyukur aku dinyatakan lolos pada level ini. Saya memasuki level 3. Di saat yang sama aku harus mengikuti kuliah profesi guru (PPG Daljab). Begitu fokusnya saya untuk mengikuti PPG sehingga saya kurang terlalu memerhatikan modul dan tugas di level 3 debgan maksimal. Dan saya tidak lolos di lwvwl ini. 

Di tahun 2020 saya diberi kesempatan untuk melanjutkan level 3, dan saya pun dengan perjuangan yang keras mengikuti semua arahan dan membaca modul yang ada pada level 3 hingga membuat video pembelajaran sebagai tugas utama pada level ini. Hati sangat gembira tatkala membaca informasi di laman simpatika bahwa saya dinyatakan Lulus Level 3 dan dipilih menjadi salah seorang yang masuk dalam 30 besar Pembatik level 4 NTT.

Semangat baru muncul, Ada motivasi yang sangat kuat dari dalam diri untuk berjuang di level ini. Saya mengikutinya dengan hati yang bahagia. Level 4 ini ternyata bukan sekedar baca, dan buat, dapi lebih dari itu, saya dituntut untuk bisa berbagi. Ada banyak hal yang diberikan oleh pendamping lewat coaching dan kuliah pembatik. Hal itu saya terapkan secara maksimal, sambil mengiktui aturan main di level 4 ini. Ada haarapan yang besar yang sepertinya selalu bergentayangan di pikiran saya. Harapan untuk lolos pada Level ini, dan harapan untuk menuliskan nama yang indah dalam sejarah pendidikan di Indonesia, setidaknya saya bisa ambil bagian untuk inovasi perkembangan pendidikan di Negaraku yang tercinta ini.

Mari berbagi, buka https://belajar.kemdikbud.go.id/ untuk temukan berlbagai inovasi pembelajaran.


#PusdatinKemendikbud #PembaTIK2020 #DutaRumahBelajar2020 #RumahBelajar2020 #BerbagiTIK

Kisahmu, isilah kehampaan ini

  a Publik Kisahmu, isilah kehampaan ini #Kedatanganku , begitu tak berarti bagimu, #kau tutup pintu, seakan kehadiranku menganggu indahnya...